Wednesday, December 19, 2012

Sebuah Catatan Tentang Awaydays Timnas


Banyak yang bilang kalo negara kita itu negara orang yang gila bola. Bahkan untuk yang lebih ekstrem lagi bahwa sepakbola sudah menjadi agama di negara ini. Lalu setali kemudian beberapa orang masih saja mengungkit-ungkit bagaimana hebatnya negara kita dulu yang pernah masuk ke piala dunia, walaupun kenyataannya waktu itu negara kita saja belum terbentuk.

Terlepas dari segala romantisme masa lalu yang meninabobokan itu, kemarin adalah awaydays pertama saya untuk mendukung timnas bermain diajang AFF Cup 2012. Memang untuk bisa ikut awaydays kali ini sudah saya rencakan sekitar setahun sebelumnya. Bagaimana masalah waktu dan biaya nantinya. Kali ini gelaran AFF Cup seperti biasa dibagi dalam dua pool yang tiap poolnya diselenggarakan pada satu negara tertentu. Tahun ini adalah giliran negara gajah putih Thailand dan Negara Malaysia yang mendapat kehormatan sebagai tuan rumah gelaran AFF Cup. Is this some coincidence atau tidak tapi Indonesia masuk dalam group Malaysia yang orang katakan group maut disaat kondisi persepakbolaan Indonesia sedang dalam tahap getir segetir-getirnya atau apalagi itu jika dapat diperibahasakan.

Monday, December 17, 2012

Enam

"Satu, dua, tiga, empat, lima, enam... Yak tepat setengah tahun!" gumamku lirih sambil melihat lembaran terakhir kalender yang tinggal hitungan hari lagi akan teronggok tak terpakai.

Sudah hampir enam bulan lamanya sejak kejadian itu. Aku masih saja ingat suasana dingin dan bentuk bulan purnama yang hadir pada malamnya. Merah kemerahan warnanya, aku ingat karena cuma dia saja yang tahu akan segala hal yang terjadi padaku selepas terakhir bertemu denganmu.

"Heiy kamu.."
"Apa kabarnya selama ini? Gimana kabar bapak ibu dirumah?"
"Hmm.. Ohya, gimana kerjaan? Udah nyaman kan? Atau masi pengen pindah?"
"Rencana ke luar negeri nya udah sampe mana?"
"Maaf ya kalo ak tanya banyak-banyak, habis lama ga ketemu sih" pungkasku sambil sedikit menundukkan kepala.

Masi banyak ya ternyata yang ingin aku tau tentang kamu yang sekarang. Tapi ya itu tadi, aku cuma kadang suka ingat kamu aja dari beberapa hal yang kadang diluar dari apa yang sering aku pikirkan yang ada disekitarku. Lalu muncul deh pertanyaan2 diatas.

Halo kamu, mau teh hangat?

Friday, December 14, 2012

Bekerja Untuk Siapa?


Bekerja, apapun itu as long as i feel in love with it i will do it. Itu yang selama ini saya lakukan. Layaknya melakukan kesenangan bagi diri sendiri. melakukan apapun asal diri ini senang dan tanpa merugikan orang lain. Walau kadang memang hasil yang didapat tidak seberapa cuma kalau diekmbalikan ke khittah saya dalam bekerja itu tidak menjadi mengapa toh saya juga masih sendiri ini. Belum ada anak orang yang harus saya tanggung hidupnya. So, why so serious.. :p


Friday, November 9, 2012

Persepsi

Kita semua ingin berubah. Berubah jadi apa yang masing-masing impikan atau paling tidak berubah sesuai dengan kemauan. Yang sering sekali jadi masalah adalah ketika kita mulai ingin menentukan kemauan orang agar sejalan dengan apa yang kita inginkan, sehingga aku kamu dan dia bisa berubah bersama-sama secara sama tanpa beda. Ini yang susah. Kita tidak akan pernah sama. Bahkan dalam penciptaan manusia pun tidak ada yang sama satu dengan yang lainnya. Yang ada hanyalah kemiripan.

Sudah berulang kali saya mendengar ucapan orang-orang yang berusaha untuk merubah orang lain agar sesuai dengan apa yang dia inginkan. Hasilnya? Useless. Hanya sedikit sekali yang berhasil sedangkan sebagin besarnya berakhir dengan kekecewaan. Ego mereka terlalu besar untuk mampu memaksakan kehendak mereka ke orang lain. Merubah orang lain itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Karena semua itu berawal dari diri sendiri, toh kalo belum bisa sepenuhnya merubah diri sendiri janganlah terlalu sok berkuasa menjadi seseorang yang paling pantas akan kehidupan orang lain. Bahkan Tuhan saja tidak pernah memaksakan kehendaknya, so who are you that act more than GOD?

Semua yang ada sebenarnya hanya permainan persepsi. Karena pada hakekatnya tiap manusia itu cuma pengen denger apa yang dia denger, melihat apa yang dia ingin lihat. Jadi kalaupun ada yang tidak sesuai, anggaplah angin lalu. Karena menjadi percuma ketika ingin menjadikan segala sesuatu yang beda itu sama seperti apa yang dipikirkan dengan diri sendiri,

Tuesday, October 30, 2012

Sekufu

"Dalam istilah...,
seseorang mencari pasangan itu yang sekufu...,
maksudnya.. kalau dia tipe A, pasti pingin cari yang A, Kalau dia tipe B pasti cari yang B juga,
maaf2 nih..., orang yang suka ngaji nggak mungkin cari pasangan yg suka clubing, ataupun sebaliknya..., kecuali jika ada ketidak kebukaan didalamnya..., maka yang ada adalah penyesalan...,
jika sy dimintai saran, kalau sampeyan memang benar2 ada rasa sama si ukhti.., sampeyan memang harus tahu kemana arahnya dia, coba ikut i jalan pikiran nya, dan memang ada keinginan dari diri kita untuk menyamakan persepsi dalam hal ruhani.. (Itu konsekwensi yang harus dirimu ambil karna memilih dia)..."

-Sebuah pesan yang dikirim oleh seorang teman beberapa hari yang lalu ke handphone saya pada tanggal 29 Oct 2012 pukul 10.46

Wednesday, August 29, 2012

time to meet with some therapist

it's been a few day after the days for what people said with ied mubarak. Sebuah peringatan dimana hari itu setiap individu manusia memiliki segala sesuatu hal yang baru, terutama hati. Sebuah peringatan yang sangat hype di negara ini. Semua berlomba-lomba spend their money unutk kegiatan keagamaan atau hanya sekedar untuk pemuas hasrat memperkaya para pemilik modal di dalam mall-mall besar. But heiy, there's no much different with me. Tidak ada baju atau celana baru, satu-satunya yang sangat diinginkan hanya sepasang sandal yang agak terlihat formal(maklum selama ini kemana-mana hanya memakai sandal bermerk swallow) dan itupun sampai sekarang belum terealisasi. Entah malas atau sekedar hanya ingin tapi toh nyatanya tidak ada yang benar-benar baru disaat orang-orang memiliki sesuatu yang baru untuk dibanggakan. The things that much more better than before is just my feelings. Not much, but it really helpful.

Ohya, again my body can't stand away with the amount of some works that i take. Overcapacity, sedangkan untuk mencari muka baru untuk membantu saja saat ini sungguh sangat susah. Bukan ingin mengeluh akan pekerjaan, tapi sepertinya terlalu banyak tanggung jawab yang tidak seimbang dengan kekuatan yg dimiliki oleh tubuh. Seakan ingin membuat semua pekerjaan dengan hasil yang maksimal tapi justru sebaliknya. Semua hal itu tidak bisa berjalan bersama, harus ada satu yang dikorbankan. Masalah materi itu hal nanti, yang penting enjoy dulu dengan pekerjaan yang ada saat ini.

hmm, nuff said. makin sakit aj badan ini. time to get some therapist. hope this pain will gone soon.

Wednesday, August 22, 2012

25 and what?

Even at our birth, death does but stand aside a little. And every day he looks towards us and muses somewhat to himself whether that day or the next he will draw nigh. - Robert Bolt
Sebuah euphoria bagi sebagian orang ketika mengetahui usianya bertambah, berpikir akan segala yang mengasyikkan yang datang bersamaan dengan itu. Sungguh hanya kematian yang dibalut dengan tawa semu yang semakin dekat dengannya. Tak ada yang benar-benar mahfum akan sebuah kematian, beberapa mencoba mendeskripsikannya dengan pola perspektif mereka masing-masing. Tapi yang pasti adalah kematian itu sendiri. Bagaimana kematian itu akan menggenggam tiap individu dan menariknya ke dalam tiap-tiap pusara yang telah disiapkan.

Satu langkah kedepan, di langkah yang ke 25 ini. Sedikit menoleh ke belakang melihat masih begitu kacaunya masa lalu saya. Seakan ingin menatanya kembali untuk paling tidak sedikit tertata rapi bagai deretan buku-buku di perpustakaan. Sedikit saja rapi, tidak lebih atau paling tidak lebih enak untuk dipandang itu sudah cukup. Tapi nyatanya tiap kali menoleh ke belakang rasanya hanya ingin buru-buru menatap ke depan karena tak sanggup melihat masa lalu yang ada. Namun celakanya ketika menatap ke depan pun lagi-lagi dibuat tak berdaya akan apa yang sebenarnya menanti didepan. Dibalik abu-abunya masa depan tersembunyi kematian di tiap sudutnya. Dia diam tak bersuara, hening bahkan lebih hening dibanding dengan perayaan mengheningkan cipta kenegaraan sekalipun.
Life is really simple, but we insist on making it complicated. - confucius
Tentu berdiri di angka 25 bukannya sesuatu yang sia-sia. Ini hanya bagian kecil dari yang namanya perjalanan hidup hingga nanti bisa bertemu dengan Tuhan Yang Maha Kuasa untuk menjelaskan segala pertanggung jawaban yang telah diberikanNya. Hidup bukanlah sebuah kebetulan dan keberuntungan yang didapat oleh sebagian orang melalui mesin2 judi di pulau sentosa. Ada banyak alasan akan segala hal yang terjadi dalam hidup kita. Baik itu disadari ataupun tidak, baik itu dirasa mengenakkan atau sangat menohok ulu hati sekaliapun tapi toh semua ada alasan. Jadi jalanai saja peran masing-masing sampai nantinya kita semua bertemu dititik garis finish. Bye!

Tuesday, August 21, 2012

Ke Mars Bersamamu


Suatu waktu dimana dunia yang saya tempati mulai mengeluh, berkeluh kesah bercerita akan kepayahannya yang sudah tua. Kalaupun dilihat dari bentuk fisiknya memang banyak terjadi perubahan pada dirinya dibanding beberapa tahun yang lalu dimana pertama kali saya menginjakkan kaki padanya. Mengalami proses penuaan yang secara alami akan dialami oleh siapapun, tapi menjadi tua lebih cepat dari yang seharusnya akibat dari individu-individu yang tak bertanggung jawab dengan cara mereka merusak dan membully habis-habisan tentu bukanlah hal yang diinginkan oleh dunia saya ini. Banyak orang menamai dunia saya ini dengan bumi. Saya tentu tidak tinggal sendiri, ada banyak orang yang juga tinggal didalamnya. Berbagi tempat yang bahkan harus berdesak2an untuk dapat bernapas. Sebagian dari mereka sangat baik pada dunia ini sedangkan banyak lainnya tergolong dari apa yang saya ceritakan diatas tadi.

Pada suatu sore, keluh kesah yang diungkapkan bumi kepada saya seakan menandakan bahwa inilah saatnya. Saat bagi dia untuk mengatakan sesuatu yang menurutnya penting bagi sebagaian orang yang peduli terhadapnya. Entah apa yang terlintas dipikirannya ketika memilih saya masuk kedalam golongan orang2 tersebut. Dikumpulkanlah individu-individu itu ke suatu padang yang luas. Bumi mulai membisikkan sesuatu pada tiap2 orang yang diinginkannya secara perlahan. Perlahan dan lirih, sambil sesekali berdeham. Nafasnya sangat berat waktu itu, mungkin semalam dia tidak tidur hanya untuk membuat list orang-orang ini pikirku. Pesannya berbeda pada tiap orang, itu terlihat dari waktu dan ekspresi yang dia coba tunjukkan. Tiba saatku untuk mendekatinya, perlahan dia datang memberi isyarat untuk mendekatkan telingaku padanya. Aku maju satu langkah dan itu sudah cukup bagiku untuk memebri jarak antara telingaku dengan dirinya. Dia berkata, pergilah yang jauh. Tersentak aku mendengarnya, kubalas dengan lirih, kemana? aku bahkan tidak tahu lagi mau kemana. Bahkan didunia mu ini aku selalu kehilangan arah. Tak tahu arah, lalu kau sekarang tiba-tiba menyuruhku pergi. Kau tahu, ada banyak masalahku yang belum kuselesaikan disini. Lalu dia menjawab, sekarang saatnya karena tak ada lagi yang kau butuhkan disini. Tentang masalahmu biarlah itu menjadi tanggungan masa lalu. Kulihat kau sudah terlalu lelah disini dengan segala problematika dan imajinasimu yang kadang meluluh lantakkan dirimu sendiri. Kau rapuh disini dan aku tak tega melihatmu seperti itu. Terdiam aku untuk beberapa saat dengan jawabannya seakan membenarkan apa yang diucapkannya. Baiklah jika itu yang kau minta, tapi kemana? Timpalku. Dia mendekat kali ini sangat dekat bahkan deru nafasnya bisa kurasa. Ke Mars kau kan pergi. Ingat tujuanmu Mars!

Friday, August 17, 2012

Batavia

Jakarta, sebuah kota yang menyandang kewajiban sebagai seorang ibu bagi ratusan bahkan ribuan kota di sebuah negara yang orang-orang sebut dengan nama Indonesia. Entah apa sebenarnya yang menjadi latar belakang Jakarta mendapuk tugas berat seperti itu. Sebagai sebuah ibukota negara tentulah bukan hal yang mudah, apalagi jika menyangkut luas wilayah negara Indonesia. Kalau saja Indonesia hanya sebesar negara Tuvalu atau bahkan Nauru yang bahkan untuk ukuran negaranya hanya setengah dari luas kota Jakarta dan Jakarta menjadi ibukota negara didalamnya tentu akan lain cerita tapi ini Indonesia yang lagi-lagi kata orang merupakan bangsa besar dan hebat(pada masa lalu) tetapi tetap saja jargon itu masih dipakai sampai sekarang. Utopis memang, disaat dimana tidak ada apa-apa yang bisa dibanggakan dari negara Indonesia, hanya jargon seperti itulah yang digunakan sebagai pelepas dahaga jutaan rakyatnya.

Indonesia memang tidak dapat dilepaskan dari yang namanya Jakarta. Kota dimana roda pemerintahan, perekonomian, dan lain sebagainya berpusat di kota tersebut. Bukan main beban yang harus ditanggung Jakarta. Layaknya Indonesia mini, segala macam orang ada di kota tersebut. berada disitu hanya untuk sekedar menyerap sari pati yang bisa diambil sebanyak-banyaknya untuk kemudian dibawa pulang kedaerahnya masing-masing tanpa perlu peduli akan apa yang ditinggalkannya di Jakarta. Pun sudah bisa memuaskan segala ego dan mengeruk segala macam hal dari Jakarta, tetap saja Jakarta dihina, dicaci tiada henti dari segala penjuru tak terkecuali oleh siapapun itu. Bagai buah simalakama, Jakarta dibutuhkan tetapi bukan untuk dijaga, hanya dieksplorasi selama 24 jam tanpa henti oleh makhluk-makhluk yang tinggal didalamnya.

Sudah beberapa kali kaki saya menginjakkan tanah Jakarta. Mulai dari hanya sekedar haha-hihi atau untuk masalah mencari kerja. Semuanya berakhir dengan kekecewaan. Bukan karena hal-hal tersebut, namun karena Jakarta yang sudah tidak mampu lagi memberi rasa nyaman bagi tiap-tiap orang yang ada didalamnya. Semua apatis kecuali pada diri mereka sendiri-sendiri. Memakan sesama bukan hal yang aneh di Jakarta selama itu bisa membantumu untuk hidup didalamnya. Jakarta membentuk sebuah rantai makanan baru didalamnya. Ah saya bahkan masi ingat tiap umpatan kata dari orang-orang yang saya temui. Setiap detilnya penuh amarah dan kekecewaan terhadap Jakarta, tapi toh mereka masih saja tinggal disana. Menyalahkan Jakarta tapi mereka adalah bagian dari segala macam keruwetan yang ada di Jakarta itu sendiri. Jakarta sungguh aslinya tak berdosa. Hanya mungkin sudah menjadi kutukan saja dimana sejak dulu menjadi tempat persinggahan dan berkembang menjadi lahan perebutan kekuasaan. Jakarta dirusak oleh sistem, sistem yang sejak dulu mengakar dan sudah kronis. Jakarta berasa sudah dikutuk untuk mejadi tempat sumpah serapah!

Kali ini ada sebuah tawaran yang mungkin saya sendiri akan berpikir dua kali untuk menolaknya. Sebuah tawaran untuk menjadi bagian kecil dari Jakarta. Tawaran yang membuat saya masuk ke dalam sistem yang bernama Jakarta. Saya mengernyitkan dahi dan berpikir keras, Jika saja saya mau membuka diri saya untuk Jakarta, mungkinkah Jakarta mau melakukan hal yang serupa untuk saya?

Monday, July 9, 2012

I'm waiting

  via: bigpicture
Am I in love? — Yes, since I’m waiting.” The other never waits. Sometimes I want to play the part of the one who doesn’t wait; I try to busy myself elsewhere, to arrive late; but I always lose at this game: whatever I do, I find myself there, with nothing to do, punctual, even ahead of time. The lover’s fatal identity is precisely this: “I am the one who waits.
Roland Barthes, A Lover’s Discourse

Saturday, July 7, 2012

Limitation



Menjadi sebuah hal yang wajar bagaimana saya sering bergelut dengan masa lalu saya sendiri. menyelami satu per satu fragmen-fragmen yang telah dibuat untuk dibentuk menjadi sebuah pola tak beraturan di alam pikiran. But mostly my past stuck into something that i don't never ever it to exist anymore. Berharap bahwasanya satu hal itu sudah dibawa pergi oleh rasa lupa. Namun nyatanya tidak juga, hal itu masih mengendap dan hampir membatu malah.

Suka sama kamu itu biasa dan bahkan sangat common sense didalam diri saya sendiri. Yang menjadi tidak biasa adalah bagaimana ketika rasa rindu yang ada itu muncul kedalam bentuk yang sangat tidak masuk diakal dan diwaktu yang sangat tidak diinginkan. Ya, sebuah rasa rindu yang tidak perlu dipanasi terlebih dahulu untuk menjadi menggebu-gebu. Membuncah tak karuan menyeletuk didalam aliran partikel darah yang menjalar keseluruh tubuh.

Memaksa membunuh rasa rindu itu bagai menenggelamkan sebuah belati pisau ke dalam mulut sendiri. pelan tapi pasti lama-lama toh mati juga. Sebuah kematian itu pasti adanya namun sakit sebelum kematian itu pilihan apakah akan diambil atau tidak. Nah, tapi nyatanya saya masih saja terus menyakiti diri saya sendiri sebelum malaikat pencabut nyawa datang mencabut nyawa saya. Pengulangan rindu yang terus menerus bukannya membuat saya menjadi kebal terhadap rasa sakit yang dibawanya tapi justru sebaliknya.

Tuesday, June 26, 2012

freckles


I brush a little against 
Those hated freckles, and give a single sigh 
My heavyweight love splendidly 
Dissolved along with a sugar cube 
With a "tick", the thorn stuck 
in my thin chest hurt more than before 
Even a horoscope couldn't have predicted that 
If we could have been together 
Until we had gotten further, hey 
Just that would've made me happy

Memories are always beautiful, but 
With just them, your stomach will feel empty 
And the truth is, though this is a painful night 
I wonder why? 
I can't even remember his smile

I understand 
I just break things and fix them 
But that's just my character 
With impatient feelings 
Ambiguous as always 
Nonetheless, it was a good love 
When I gave in 
And you got your left ear pierced, hey 
It's an episode I can't laugh about

I try to count all my freckles 
While hugging my dirty stuffed animals 
The thorn stuck in my chest won't disappear, but 
Froggy and Bunny 
Smile at me

Memories are always beautiful, but 
With just them, your stomach will feel empty 
And the truth is, though this is a painful night 
I wonder why? 
I can't even remember his tears 
I can't even remember 
Why... La La La La La La 
Why can't I?


Tuesday, June 19, 2012

Wife, Please...


Dulu atau mungkin sekarang pun masih suka berpikir bahwa Tuhan sungguh sangat lucu dalam mengurus lika-liku kehidupan umatnya. Mungkin untuk lebih spesifiknya dalam urusan saya sendiri bagaimana kadang saya dibuat senyum sendiri bagaimana God's plan bekerja pada diri saya. Sebuah road map yang sudah dibikin sempurna menurut diri saya sendiri tiba-tiba disinggungkan dengan God's plan untuk kemudian menjadi hancur berantakan. Mungkin memang benar sebuah wisdom tentang bagaimana manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya dalam merencanakan segala sesuatu dalam urusan hidupnya, tapi toh nyatanya semua ga akan berhasil kalau Tuhan tidak mengijinkan, karena semua yang ada selalu harus ada dalam kehendak Tuhan. Tuhan Maha Hebat melebihi apapun, apalagi kalau hanya mengurusi urusan umatnya yang bernama manusia sepertinya merupakan hal yang tidak apa-apanya bagi Tuhan.

Tuesday, June 12, 2012

Tangen. Titik!

Sudah.. aku cuma mau bilang aku kangen kamu, tapi ga tau ini kangen atau apa. Jadi masi bingung buat ngeyakinin diri sendiri apakah bener2 kangen atau sekadar kangen yang terlarang atau prematur tapi yang jelas bukan kangen band!

Sungguh tak ada yang dibuat-buat dalam kangenku ini. Kangen yang sebenar-benar kangen. Bahkan kalaupun ada penghargaan tentang kangen, pastilah kangen ku yang sudah selayaknya mendapatkan achievement award karena dengan suksesnya mampu membuat sang empunya merasa kangen sepanjang hari dibuatnya. Ihwal munculnya kangen ini tak usah laa dipermasalahkan, toh emang sudah selayaknya kangenku ini cuma tertuju ke kamu.

Pokoknya aku mau kangen sama kamu! Kangen yang bahkan sampai-sampai untuk mengejanya saja aku sampai terbata-bata berucap atu tangen tamu... Tangen!

Wednesday, May 23, 2012

Paranoid Traveller


Travelling merupakan sebuah hal jamak yang sudah banyak dilakukan orang bahkan sejak jaman prasejarah dulu kala. Dimana secara sederhananya manusia mulai bermigrasi ke satu tempat ke tempat yang lain hanya untuk mencari sumber daya alam baru demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Lambat laun travelling menjadi sebuah gaya hidup masyarakat, dimana ada pola-pola migrasi masyarakat tertentu yang dilakukan. Entah sudah berapa kali saya melakukan hal serupa, bepergian jauh ke suatu tempat dan pada masanya kembali ke tempat asal mula saya. Mungkin bisa jadi hidup manusia itu sendiri udah kaya travelling, ketika diciptakan disuatu tempat dan nantinya akan kembali ke tempat dia di ciptakan.

Travelling is fun! Yes, it is. No doubt about it. But somehow, i feel kinda weird which way i don't feel so comfortable when doing it. Entah kenapa selalu saja ada pikiran-pikiran yang berusaha memaksa saya untuk tetap tak beranjak dari tempat saya berdiri. Dan lama kelamaan hal itu semakin menjadi-jadi ketika mendekati hari keberangkatan. And the worst part is ketika di dalam perjalanan tiba-tiba saya merasa menjadi seseorang yang memiliki sixth sense untuk bisa melihat pertanda, dan itu pertanda buruk tentunya. Kalo diibaratkan mungkin seperti dalam film2 "final destination". But it seriously happen to me. Ada kalanya perasaan itu hilang dengan sendiri nya tapi kemudian muncul lagi. I really hate it when it suddenly appears, it ruined my life. I want  to be like another person that have a normal travelling life, that can go anywhere without anything that make them scared.

Did someone ever feel the same like what i feel? Or just me? :(

Saturday, May 5, 2012

To be honest ...


Ingin rasanya untuk duduk kembali bersama. Meneguk secangkir kopi coklat panas untuk kemudian diam sejenak sembari mengamati handphone masing-masing dari kita. Memandang satu sama lain dan memulai pembicaraan ringan dan tertawa kemudian diam lagi. Berbicara serius dengan mu selalu saja susah, ketika serius kau anggap lelucon dan sebaliknya sewaktu sebuah lelucon kau anggap serius. Tapi lebih dari sebuah kata serius, aku ingin berkata jujur. Jujur mengungkapkan apa-apa yang ada di pikiranku tentang segala hal tentangmu. Baik dan buruk, but let skip the good one karena segala hal yang baik-baik tentangmu pasti sudah bosan kau mendengarnya. Aku ingin mengatakan segala keburukanmu yang selama ini kusimpan rapat-rapat dalam diri. Bosan sangat aku menyimpannya, ketika kau tak pernah punya rasa untuk merubahnya sendiri.

Ya, kau itu buruk. kau tak pernah sebagus apa yang kau kira selama ini. Bukan layaknya apa-apa yang aku katakan dan mungkin orang lain katakan. Kau pembohong kadang-kadang, egois, pelupa yang amat parah, dan banyak lagi sebenarnya yang seharusnya kau sendiri yang lebih tau daripada aku. Ingin aku katakan itu semua padamu tepat didepanmu, didepan secangkir kopi coklatku! But to be fair, aku juga ingin kamu mengatakan dengan jujur apa-apa tentang aku yang ada dipikirmu. Katakan saja semua, toh aku bakal mendengarnya. Masalah sakit hati setelah nya itu sebuah kepastian, toh karena kita masih punya perasaan. Tapi niscaya segala rasa beban yang menyelimuti hati kita masing-masing akan berkurang. Aku mau melakukannya, berkata jujur didepanmu supaya beban ini berkurang. Aku lelah memakai topeng sandiwara ini di mukaku ketika harus berhadapan denganmu. Bukankah kamu juga merasakan hal yang sama?

Sungguh, aku ingin berkata jujur denganmu!

Wednesday, April 18, 2012

Can I be the next Dexter?


Kata orang bahwa hidup akan lebih berarti ketika seseorang memiliki harapan dalam hidupnya. Harapan lah yang akan membawa derajat seseorang lebih tinggi dalam menjalani roda perputaran nasib. Segala sesuatu akan tak terasa dan seakan painless ketika masih ada harapan yang digenggam dan diperjuangkan didalamnya. Mengenai harapan dalam diri saya sendiri, dulu ketika masa SD bahkan saya tidak memiliki harapan dibandingkan dengan teman-teman sekelas saya yang sudah meiliki harapan untuk menjadi sesuatu. Akhirnya demi sebuah rasa tak mau kalah berceletuklah saya untuk menjadi seorang insinyur entah insinyur apa yang dipikirkan pada waktu itu, dan hasilnya tercapai pula hal tersebut sekarang :)

Time passed by, until one day sebuah harapan yang kuat muncul bahwa saya harus bisa keluar negeri suatu saat nanti! Harus bagaimanapun caranya sebelum ajal menjemput. Bukan tanpa alasan, mengingat latar belakang ekonomi keluarga saya sendiri yang sepertinya untuk memikirkan atau beranjak keluar negeri saja tidak pernah. Then somebody must do it, and it must be me! Dan beberapa bulan sebelum ini hal itupun sudah terlakukan even it just still in south east asia but I'm glad what I've been hoping for just granted. But still, I need more than it! Saya masih butuh pergi lebih jauh lagi.. lagi.. dan lagi.. sampai fisik dan jiwa ini sudah tak mampu lagi untuk berbuat lebih. 

Tetapi kenyataan bahwa kadang manusia hanya mampu merencana tapi untuk segala hal yang menyangkut hasil akhir itu sudah ada yang menggariskan. Begitulah yang terjadi dalam hidup saya dan mungkin orang-orang lain pada umumnya. Hanya bisa berencana sesempurna mungkin untuk kemudian bisa berubah hanya dengan sebuah pilihan yang tiba-tiba dihadapkan. Dan yang terjadi kemudian adalah hancurnya sebuah rencana kehidupan yang menurut saya adalah yang terbaik. But, still I don't know which is the best in God's perspective.

Eropa, sebuah daratan dimana seorang Asia seperti saya melihatnya sebagai sebuah surga modernitas dalam segala bentuk yang ada didalamnya. Keinginan untuk bisa menginjakkan sepasang kaki ini kesana begitu besar. Namun, entah kenapa harapan itu layaknya air laut yang mengalami pasang surut. Ada dorongan yang kuat untuk kesana tapi ada satu sisi lain yang terus saja berargumen pada hati untuk mengurungkan niat tersebut. Yah, terlalu banyak berpikir tanpa eksekusi hanya menimbulkan sebuah wacana dalam batin and I hate this things much. Sudah terlalu banyak hal-hal besar yang kemudian menjadi tumpukan wacana yang kemudian hilang terbawa waktu. Foto diatas merupakan foto seorang teman dengan mini figurenya si dexter yang diambil di Louvre, France. Seorang teman yang telah menuntaskan harapannya ke benua Eropa dan mungkin akan kesana lagi or maybe another place that much more interesting for her (for much more info about her trip while in Europe, you can click her tumblr link in here). Good luck mate for what you wish for and hope that I can be the next person that will pose with another Dexter atau justru mungkin saya sendiri yang akan menjadi Dexter di foto saya suatu saat nanti di Louvre, France ;) Amien..

Friday, April 13, 2012

Kopi Coklat Mint


Suatu waktu disebuah kedai kopi yang sudah seperti biasanya sudah ramai sebelum fajar tenggelam. Riuh rendah orang-orang berbicara entah apa yang dibicarakan, tapi satu yang pasti yaitu mereka sedang membicarakan sesamanya. Kadang bisa terdengar lirih sampai seakan-akan tidak terdengar sama sekali mungkin hanya kelompok mereka yang mendengarkan tapi kadang tiba-tiba bisa meledak mejadi keras tak terkendali bahkan suara mereka bisa terdengar oleh seekor lalat dari ujung seberang jalan.

Saya diam menikmati kopi pesanan saya waktu itu, ah bukan sepenuhnya kopi karena saya bukan pecinta kopi seperti yang lainnya di dalam kedai itu. Coffee with some chocolate mixed with mint, that's what i order on that day. Sesekali membayangkan apa-apa yang orang-orang pada saat itu ceritakan. Menyenangkan bagaimana mereka satu sama lain saling membanggakan diri mereka sendiri. Seperti tak mau kalah, mereka saling bersahut-sahutan hanya untuk sekedar unjuk gigi mengenai hal yang sedang mereka bahas. Bahkan beberapa dari mereka terlihat memamerkan apa yang mereka dapat untuk sekedar menyakinkan teman2nya bahwa apa yang dikatakannya itu memang benar apa adanya. But okay, enough with what they said on that day. I don't take any shit from their story at all. Saya hanya mau menikmati kopi coklat saya dengan tenang. Sluurrrp...

Monday, April 9, 2012

90+



Masih teringat jelas rekam jejak kejadian-kejadian kemarin sewaktu awaydays saat mendukung PSS tandang di Semarang. Salah satu match yang harus dilakoni di pekan ke 13 liga divisi utama lpis. Sebelum ini tak pernah sekalipun saya menulis tentang post match reaction tiap kali PSS bertanding. Hanya terbesit di kepala untuk menjadikannya tulisan namun beberapa waktu hilang entah kemana. maka kali ini diniatkan dengan sungguh2 untuk mempost nya di blog ini...

Sudah bukan hal yang aneh lagi dengan kondisi persepakbolaan Indonesia yang sedang kacau saat ini dimana banyak hal-hal gaib terjadi baik didalam dan luar lapangan. Hal itulah yang terjadi dengan PSS pada pekan ke-13 kemarin. Apa mungkin gara2 angka 13 itu yang bawa sial, but that's just a myth right? But anyway, kejanggalan yang terasa pada pekan kemarin dimulai dengan dimajukannya jadwal secara tiba-tiba, bagaimana sebuah tim yang harusnya mendapat waktu untuk beristirahat sejenak setelah melakukan laga 90+30menit dilapangan harus kembali bertanding lagi pada 2 hari kedepannya. Hal-hal seperti inilah yang kadang membuat saya tidak habis pikir bagaimana sebuah badan liga yang menasbihkan dirinya sendiri dengan nama profesional namun pada kenyataannya sangat jauh dari itu.

Monday, April 2, 2012

Bicaralah...!!


Pernahkan kalian melihat film "The King's Speech" sebelumnya? Dimana diceritakan seseorang yang nantinya akan menjadi Raja George VI bernama Bertie yang mengalami gagap dan dianggap tidak layak untuk menjadi seorang Raja setelah kakaknya menyatakan mundur dari tahtanya. Singkat cerita segala cara dilakukan agar Bertie sembuh dari gagapnya dan dapat berbicara normal layaknya orang pada umumnya, dan akhirnya usahanya berhasil menemukan kembali suaranya dan memimpin negaranya melewati perang yang sedang terjadi waktu itu.

The King's Speech merupakan salah satu film terbaik yang pernah saya tonton, dimana didalamnya terdapat makna bahwa dibutuhkan lebih dari sekedar bacot untuk memimpin sebuah negara. Keberanian dan sikap pantang menyerah inilah yang dilakukan Bertie untuk mampu sembuh dari gagap yang dialaminya sehingga bisa menjadi orator ulung seperti Raja-raja pendahulunya. Dan tentu saja hal-hal tersebut tentu tidak datang secepat membalikkan telapak tangan. Butuh keberanian dan berlatih terus menerus.

Friday, March 30, 2012

Is that you, dear?

I thought that i know you..
I thought that you still be the same like the last time we meet. Oh no! it's like the first time you give me your smile from your tiny lips..
I thought that.. ah! all I think about you is still you before became you like now..
But, its already different.

You've been changed or its just me that don't try to know you more?

Wednesday, March 28, 2012

hello, I'm single


"Dari sekian banyak cewe, kenapa sih masih jomblo?"
"Kasian amat belum punya cewe" atau sebuah excuse
"Daripada situ, jomblo.."

Kalimat yang sudah cukup lazim terdengar buat saya ketika mempermasalahkan tentang status hubungan yang sedang dijalani. Sepengetahuan saya, kalimat jomblo mulai terdengar familiar ketika band gigi melabeli salah satu lagunya dengan nama tersebut. But forget about the name, yang ingin saya katakan disini adalah bagaimana saya melihat sisi kesendirian saya. Saya mungkin termasuk orang yang banyak mengumbar kesendirian saya menjadi sebuah joke yang sering sekali orang anggap itu menjadi sebuah hal yang serius dimata mereka. It's true, sebagian kecil dari mereka berusaha mencarikan saya jodoh dengan cara mereka sendiri (many thanks for this kind of people for what they tried to do with me, even most of  it never worked at all. hehe.. ) dan sebagian besar lainnya selalu saja menertawakan dengan keadaan yang ada, its funny ha..

Thursday, March 1, 2012

Burn your money!!

Dear money, why you can be so fenomenal like this time? when everyone try harder or even harder to get over you. Memang tidak mungkin menafikkan jika kita hidup di dunia yang apa-apa selalu berujung pada yang namanya uang. Uang yang dipakai sebagai alat tukar menukar dimana ketika barter sudah menjadi tidak populer lagi dijaman modern seperti sekarang. Bahkan sekarang keadaan uang pun mejadi semakin tidak terlihat bentuknya. Sebagai contoh seperti ini, pernahkan seseorang yang mengaku milyuner atau bahkan trilyuner atau mungkin lebih dahsyat lagi sebagai bilyuner yang pernah melihat seluruh uangnya dalam bentuk fisik? I guess not, semua hanya telihat dalam bentuk angka dan angka!

Tapi terlepas dari itu semua ada yang cukup membuat saya sedikit bergidik dengan diri saya sendiri yaitu bagaimana saya tidak terlalu memperdulikan dengan uang yang saya sendiri miliki saat ini. Kalimat sebelum ini mungkin terlihat sombong atau munafik dengan berlagak bahwa saya sudah cukup kaya atau bagaimana, tapi demi apapun itu bukan! Saya masih orang biasa pada umumnya, bahkan dalam hal urusan income pun masih tidak stabil. Yang saya mau tekankan disini adalah, bagaimana saya melihat nilai dari uang itu sendiri. Saya lebih banyak bingung sendiri ketika saya mendapati uang ditangan saya. Membelanjakannya? Tentu saja tapi diluar itu saya sendiri masih bingung akan dikemanakan uang itu. Hal yang bertolak belakang ketika memasuki awal bulan untuk bekerja hanya agar bisa mendapat upah dari situ.

Mungkin kondisi saya saat ini yang membuat saya mengacuhkan uang. Ketika tidak ada"tanggungan"yang harus diemban dan juga pemikiran saya sendiri dimana saya lebih memilih untuk hidup berkecukupan dengan pikiran yang tenang dibanding uang berlimpah dengan masalah yang berlimpah pula. Jujur bukan materi yang membuat saya tenang, melainkan bisa berada didekat keluarga saya sendiri itu sudah cukup! Saya tidak mau suatu saat nanti ketika ajal mendekati saya, baru saya berpikir dan menyesal karena waktu yang saya punya didunia lebih banyak hilang untuk mengejar materi dibanding untuk bisa berada didekat orang-orang yang"benar-benar"saya sayangi.