Saturday, October 4, 2014

Dialog Imajiner

+ Kalo ada sesuatu mbok ya di ceritain.
- Tapi kita ngga pernah bisa semudah itu untuk bisa bertukar cerita.
+ Tapi kan bisa dicoba sedikit demi sedikit?
- Sudah kok, beberapa tahun ini sih sudah agak mulai cair cm ya masih di masalah umum aja sih.
+ Lha? kenapa ga bahas yang lebih privasi?
- Ngga semudah itu. Dari awal memang settingan dan didikan kita menjadikan kita seperti itu.
+ Settingan?
- Iya, lingkup kehidupan yang membuatnya semuanya menjadi seperti sekarang ini.
+ Dan kamu ngga ingin merubah semuanya supaya lebih baik?
- Sudah, paling tidak saya lebih dekat dan menjaganya.
+ Definisi dekat macam apa yang hanya untuk bertukar cerita saja kau tidak mau melakukannya.
- Paling tidak menurutku aku sudah melakukannya dengan tindakanku.
+ Dan kau berpikir bahwa orang-orang disekitarmu memiliki sense yang sama untuk tahu apa2 yang kau ingin bicarakan dengan gerakanmu?
- Iya, aku berpikir seperti itu.
+ Kok naif sekali kamu. Bukan berarti dengan kau punya rasa sensitif yang besar hal itu juga ada di tiap orang lain kan?
- Ya paling tidak aku sudah mencobanya kan. 
+ Dan sampai kapan akan memendam semuanya? mengorbankan sesuatu yang dulu kau idam-idamkan?
- Entahlah, pikiranku sendiri selalu kacau ketika memikirkannya.
+ Lalu apa yang membuatmu bertahan sedalam ini?
- Mungkin sebuah rasa penyesalan dan juga ketakutan akan rasa bersalah yang nantinya tidak ada gantinya lagi,