Wednesday, May 23, 2012

Paranoid Traveller


Travelling merupakan sebuah hal jamak yang sudah banyak dilakukan orang bahkan sejak jaman prasejarah dulu kala. Dimana secara sederhananya manusia mulai bermigrasi ke satu tempat ke tempat yang lain hanya untuk mencari sumber daya alam baru demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Lambat laun travelling menjadi sebuah gaya hidup masyarakat, dimana ada pola-pola migrasi masyarakat tertentu yang dilakukan. Entah sudah berapa kali saya melakukan hal serupa, bepergian jauh ke suatu tempat dan pada masanya kembali ke tempat asal mula saya. Mungkin bisa jadi hidup manusia itu sendiri udah kaya travelling, ketika diciptakan disuatu tempat dan nantinya akan kembali ke tempat dia di ciptakan.

Travelling is fun! Yes, it is. No doubt about it. But somehow, i feel kinda weird which way i don't feel so comfortable when doing it. Entah kenapa selalu saja ada pikiran-pikiran yang berusaha memaksa saya untuk tetap tak beranjak dari tempat saya berdiri. Dan lama kelamaan hal itu semakin menjadi-jadi ketika mendekati hari keberangkatan. And the worst part is ketika di dalam perjalanan tiba-tiba saya merasa menjadi seseorang yang memiliki sixth sense untuk bisa melihat pertanda, dan itu pertanda buruk tentunya. Kalo diibaratkan mungkin seperti dalam film2 "final destination". But it seriously happen to me. Ada kalanya perasaan itu hilang dengan sendiri nya tapi kemudian muncul lagi. I really hate it when it suddenly appears, it ruined my life. I want  to be like another person that have a normal travelling life, that can go anywhere without anything that make them scared.

Did someone ever feel the same like what i feel? Or just me? :(

Saturday, May 5, 2012

To be honest ...


Ingin rasanya untuk duduk kembali bersama. Meneguk secangkir kopi coklat panas untuk kemudian diam sejenak sembari mengamati handphone masing-masing dari kita. Memandang satu sama lain dan memulai pembicaraan ringan dan tertawa kemudian diam lagi. Berbicara serius dengan mu selalu saja susah, ketika serius kau anggap lelucon dan sebaliknya sewaktu sebuah lelucon kau anggap serius. Tapi lebih dari sebuah kata serius, aku ingin berkata jujur. Jujur mengungkapkan apa-apa yang ada di pikiranku tentang segala hal tentangmu. Baik dan buruk, but let skip the good one karena segala hal yang baik-baik tentangmu pasti sudah bosan kau mendengarnya. Aku ingin mengatakan segala keburukanmu yang selama ini kusimpan rapat-rapat dalam diri. Bosan sangat aku menyimpannya, ketika kau tak pernah punya rasa untuk merubahnya sendiri.

Ya, kau itu buruk. kau tak pernah sebagus apa yang kau kira selama ini. Bukan layaknya apa-apa yang aku katakan dan mungkin orang lain katakan. Kau pembohong kadang-kadang, egois, pelupa yang amat parah, dan banyak lagi sebenarnya yang seharusnya kau sendiri yang lebih tau daripada aku. Ingin aku katakan itu semua padamu tepat didepanmu, didepan secangkir kopi coklatku! But to be fair, aku juga ingin kamu mengatakan dengan jujur apa-apa tentang aku yang ada dipikirmu. Katakan saja semua, toh aku bakal mendengarnya. Masalah sakit hati setelah nya itu sebuah kepastian, toh karena kita masih punya perasaan. Tapi niscaya segala rasa beban yang menyelimuti hati kita masing-masing akan berkurang. Aku mau melakukannya, berkata jujur didepanmu supaya beban ini berkurang. Aku lelah memakai topeng sandiwara ini di mukaku ketika harus berhadapan denganmu. Bukankah kamu juga merasakan hal yang sama?

Sungguh, aku ingin berkata jujur denganmu!