Thursday, March 14, 2013

Bianglala

Aku terdiam berada di dalam kapsul. Kapsul yang berputar searah jarum jam. Pelan dan selalu konstan. Tak pernah terburu-buru untuk mengabiskan setiap putarannya. Bahkan setiap derajat pergerakannya bisa aku rasakan melalui kursi yang aku duduki. Kadang untuk sesekali memberanikan diri untuk melihat apa saja yang sedang terjadi di luar sana melalu kaca buram yang menempel pada tiap kapsul. Buram karena memang disengajakan untuk menjadi buram. Untuk kemudian kembali duduk merasakan tiap-tiap derajat yang dilalui.

Sebuah kenyamanan. Merasa aman karena hanya aku sendiri yang ada didalam kapsul. Tak ada yang menggangu. Paling hanya dingin dan panas sesekali yang masuk melalui celah-celah sambungan dinding kapsul yang mulai berkarat. Masih terdiam dan kali ini lebih hening, yang keheningan itu biasanya akan memuncak ketika si kapsul tepat berada di ujung terbawah dari putaran. Tak ada suara yang benar-benar terucap kali ini. Hanya perasaan yang mengikuti irama putaran dari kapsul.

Glek.. Putaran berhenti tepat pada posisi terbawah. Tak bergerak dan terus diam. Ketakutanku semakin menjadi. Entah apa yang membuatku kali ini memberanikan diri mendekati pintu kapsul yang untuk sebelumnya aku jauhi benar-benar. Sedikit demi sedikit pancaran sinar matahari membuat mata ini memejam. Tak kuat menahan silaunya. Satu langkah keluar dan kemudian langkah selanjutnya mengikuti.

Kapsul itu tetap diam. Bahkan ketika aku tepat berdiri diluarnya. Berpaling mata ini darinya yang kemudian disusul sebuah tangan yang secepat kilat merangkul lenganku untuk melenggang menjauh dari si kapsul. Tanpaku sadari, diri ini semakin menjauh. Menjauh dan jauh tanpa tahu akan kemana. Barulah sadar bahwa ketika itulah dirimu ketika pertama kali menarikku menjauh dari kapsul ku.

Asing. Siapa kamu yang tiba-tiba datang menarikku menjauh dari area permainanku sendiri. Yang mencoba mengambil setiap detik berhargaku dengan kapsulku. Mencoba menolak, tapi nyatanya diri ini selalu saja mengikuti arahan tarikanmu. Semakin hilang dan tak tahu akan kemana. Tak punya keberanian. Dan kembali tersadar bahwa nyatanya keberanian ku selama ini hanya sebatas ruang kapsul ku yang tidak bisa membantuku sama sekali.

Bahwa rasa sayang itu tidak terjadi secara tiba-tiba melainkan dibuat secara perlahan-lahan, maka kali ini aku akan mengamininya dengan sungguh-sungguh.