Monday, April 9, 2012

90+



Masih teringat jelas rekam jejak kejadian-kejadian kemarin sewaktu awaydays saat mendukung PSS tandang di Semarang. Salah satu match yang harus dilakoni di pekan ke 13 liga divisi utama lpis. Sebelum ini tak pernah sekalipun saya menulis tentang post match reaction tiap kali PSS bertanding. Hanya terbesit di kepala untuk menjadikannya tulisan namun beberapa waktu hilang entah kemana. maka kali ini diniatkan dengan sungguh2 untuk mempost nya di blog ini...

Sudah bukan hal yang aneh lagi dengan kondisi persepakbolaan Indonesia yang sedang kacau saat ini dimana banyak hal-hal gaib terjadi baik didalam dan luar lapangan. Hal itulah yang terjadi dengan PSS pada pekan ke-13 kemarin. Apa mungkin gara2 angka 13 itu yang bawa sial, but that's just a myth right? But anyway, kejanggalan yang terasa pada pekan kemarin dimulai dengan dimajukannya jadwal secara tiba-tiba, bagaimana sebuah tim yang harusnya mendapat waktu untuk beristirahat sejenak setelah melakukan laga 90+30menit dilapangan harus kembali bertanding lagi pada 2 hari kedepannya. Hal-hal seperti inilah yang kadang membuat saya tidak habis pikir bagaimana sebuah badan liga yang menasbihkan dirinya sendiri dengan nama profesional namun pada kenyataannya sangat jauh dari itu.

Awaydays..Perjalanan ke semarang pagi itu dibagi menjadi 3 bagian, ada yang menggunakan bus, truk, sebagian kecil lainnya menggunakan mobil pribadi. Tapi semua tujuan mengarah ke tempat yang sama yaitu stadion jatidiri. Sebelum sampai ke tempat tujuan, entah mengapa banyak kejadian kurang mengenakkan, is that  parts of the sign or what but it really never happen before. 2 bus mengalami kerusakan mesin tak lama setelah berangkat, ada juga yang mengalami kerusakan pada ban. Lalu mobil yang saya tumpangi harus kena tilang polisi didaerah Temanggung for any reason, WTF! tapi semua bukan menjadi masalah ketika masih ada tugas yang harus diselesaikan.


Jarum jam menunjukkan pukul satu siang ketika kami menginjakkan kota Semarang, berati masih ada waktu 2,5jam lagi sampai kick off hari itu dimulai. Skip langsung menuju pertandingan, seperti biasa stadion mulai penuh menjelang kick off. kami dan rombongan mulai masuk pukul 15.20 yang langsung melakukan upacara seremonial menyanyikan lagu Indonesia Raya yang pada musim sebelumnya tidak pernah sama sekali dilakukan ritual seperti ini, entah apa juga maksudnya. Pertandingan sore itu sebenarnya kurang menarik menurut saya dimana tacke keras sering terjadi dan lapangan yang tidak rata semakin membuat irama laju bola tak terkendali. Namun yang menjadi perhatian serius pada pertandingan kemarin adalah kepemimpinan wasit dan kedewasaan penonton tuan rumah. Yang menjadi aneh adalah bagaimana penonton yang duduk di tribun VIP waktu itu bisa dengan mudahnya melempar berbagai macam benda ke arah bench pemain PSS. bukankah mereka seharusnya memiliki derajat yang lebih tinggi jika menggunakan logika berpikir bahwa mereka yang punya uang lebih yang mampu duduk di tribun VIP tapi nyatanya? Nyayian-nyanyian hinaan pun menyeruak muncul dari suporter tuan rumah setelah ketegangan terjadi di area tribun tertutup. We ignore all of the shit from them, all we do at that moment still to support our team! But at the end we must ended our fight dengan kekalahan menyakitkan 2-1 untuk tim tuan rumah akibat dari gol penalti ajaib dari wasit.

Sebagai suporter tamu, seperti biasa, kami tidak diperkenankan untuk keluar stadion sebelum suasana clear, tepat pukul  6.30 kami serombongan mulai meninggalkan area stadion dengan dikawal polisi. Untuk seketika merasa bahwa pihak keamanan telah bekerja dengan baik, namun hal itu tiba-tiba mulai sirna ketika rombongan memasuki tol. Lemparan batu dari arah kanan jalan beterbangan dan beberapa mengenai kaca bus sampai pecah. Seingat saya ada 2 mobil patroli polisi dan truk dalmas yang mengiringi rombongan tapi hanya sampai luar tol untuk selanjutnya hanya 1 mobil patroli saja yang bertugas. Mulai meninggalkan kota semarang kejaian semakin tegang, beberapa oknum suporter tuan rumah mulai melakukan teror. Entah ada apa dengan otak mereka, padahal tidak ada yang kami lakukan untuk menyerang mereka sewaktu di dalam maupun luar stadion bahkan ketika mereka datang ke Sleman waktu itu kami menyambut mereka dengan lapang. Banyak dari mereka melalukan penghadangan dan melempar kaca bus dengan batu, ketika kami keluar dari bus untuk menerima tantangan mereka, mereka malah lari menggeber motor mereka bak anjing yang lari terbirit-birit. Perjalanan pulang menjadi sangat tegang, ada beberapa teman mengalami luka akibat lemparan dan bus yang ditumpangi pun mengalami kerusakan. Dan pada akhirnya masing-masing pihak berargumen siapa yang salah dan siapa yang menang.


Terlepas dari semua kontroversi yang ada, jalan kompetisi masih tersisa panjang dan itu semua harus dihadapi dengan kepala tegak dan optimisme tinggi. Karena kebanggan dan kehormatan saya telah saya taruh pada sebelas punggawa super elja yang bertarung diatas lapangan hijau. Hari kemarin bukanlah apa-apa dibanding harus berpaling dari tim kebanggan saya. Saya tahu segala resiko yang saya ambil, karena itulah gunanya pilihan dalam hidup.

No comments: