Tuesday, April 29, 2014

ke-Aku-an

Menjadi diri sendiri yang betul-betul disadari secara sadar bahwa akulah aku tanpa ada sebuah ke-aku-an yang dibuat-buat nyatanya memang susah. Karna toh kita tidak bisa lepas dari orang lain. Persepsi dan label yang akan selalu mengiringi setiap langkah yang kita buat. Entah itu baik atau buruk, kita terima dengan lapang, acuhkan, atau bahkan yang akan kita lawan sampai kita mampus nantinya.

Tidak ada yang gampang sekarang, bahkan untuk sekedar hidup pun susahnya setengah mati. Jikalau hidup semudah apa yang dikatakan oleh para motivator-motivator itu, tentulah bangsa ini tak memerlukan keringat dalam mendirikannnya. Cukup dengan modal jongos dan bantal untuk membangun mimpi didalamnya. Tapi tau apalah saya akan sebuah susahnya hidup, jika keluh kesah hidup saya hanya terjadi di dunia perkicauan yang berharap tiap orang yang membacanya merasa iba kemudian menanggapinya dengan respon yang menyenangkan sesuai keinginan. Jikalau tidak ada yang merespon, cukuplah hanya tinggal membuat kicauan yang lebih mendramatisir lagi. Tak perlulah saya berbicara terlalu lama masalah susahnya hidup jika hanya masalah baterai hape yang tersisa hanya 20% saja sudah membuat saya panik tak karuan, atau ketika jaket branded saya terkena noda makanan mahal yang saya beli sendiri.

Hidupmu adalah hidupmu, begitu pula dengan ku. Yang menyangkut pautkan hanyalah kebaikan-kebaikan yang kita lakukan apapun itu. Selain itu, itulah urusanmu dan urusanku sendiri. Tak perlulah ingin tahu yang berlebih. Karna kadar keingintahuan milikmu dan milikku ini sungguh mengerikan jika kau tau. Toh ketika kau tau lebih, benarkah itu akan membantumu dalam menjalani hidupmu? Atau justru sebaliknya? Karna ada saatnya bahwa menjadi orang yang tidak tahu akan apa-apa itu sungguh sangat menyenangkan.


No comments: