Katanya hidup itu hanya sebatas pilihan.
Yang tiap pilihannya menuntun ke pilihan lainnya.
Namun Siapa bilang memilih itu mudah.
Ketika yang dipilih justru membuat kelanjutan hidup semakin payah.
Menjadi menyebalkan ketika jalan hidup hanya ditentukan dari sebuah pilihan.
Kemudian betapa mirisnya saya yang hanya utk lolos tes psikotes saja saya terus saja berkeluh kesah.
Bagaimana mungkin memilih hanya untuk sebatas mampu melanjutkan hidup.
Dari dulu selalu mencoba memilih membuat orang lain disekitar bahagia.
Namun ketika satu persatu dari mereka pergi membawa kebahagiaan yang mereka dapati.
Sendiri kemudian menyadari betapa menyedihkannya diri ini sendiri hingga lupa bagaimana cara untuk membahagiakannya kembali.
Menjadi pamrih kah kemudian yang jadi pertanyaan?
Untuk saat ini siapa yang perduli dengan kata itu dihati.